Surabaya – Sejarah baru tertulis di kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) surabaya. Setelah 24 tahun menjadi bagian dari ITS, akhirnya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) akan berdiri sendiri. Perpisahan itu telah dimulai sejak nama PENS tak lagi masuk dalam statuta ITS. Masa transisi dilakukan pada tahun ini dengan berbagai perubahan. Termasuk status mahasiswa dan pembuatan statuta untuk PENS.
“kami sudah siap. Insya allah,” tegas Direktur PENS Dadet Prama dihanto. Dia meyakini, tidak ada yang dirugikan dengan perubahan itu. Sebab salah satu tujuan pemisahan tersebut adalah kemajuan pendidikan di PENS dan ITS. Tahap awal yang dilakukan untuk perubahan itu adalah pembuatan statuta. Dia telah mengajukan rancangan statuta baru kepada Kemendikhub untuk ditandatangani. Berkenan dengan hal tersebut PENS juga telah membuat himne dan logo sendiri untuk institusinya. Rencananya, ada soft launching pada 18 januari mendatang.
Sedangkan untuk status mahasiswa, ada perbedaan. Mahasiswa yang masuk PENS pada 2011 dan sebelumnya akan tetap jadi mahasiswa ITS. Misalnya, pada saat wisuda, mereka akan dibarengkan dengan mahasiswa ITS yang lain. Begitu pula dengan ijazah, juga akan dibubuhi tanda tangan rektor ITS. Sedangkan mahasiswa angkatan 2012 akan menjadi mahasiswa PENS seutuhnya.
“Selama ini kami juga sudah mandiri. Ada anggaran dari pemerintah sendiri. Rekutmen pegawai juga mandiri,” ujar Dadet. Dia yakin tak akan mengalami kesulitan untuk memajukan PENS. “Tapi, untuk wisuda kami memang perlu merancang format sendiri. Termasuk tonganya seperti apa,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono membenarkan kabar perpisahan institusi tersebut. Setelah pengesahan statuta pada tanggal 21 November 2011, sebenarnya PENS sudah bukan bagian dari ITS lagi. “sudah tidak pakai embel-embel ITS lagi,” katanya.
Dia menjelaskan, salah satu yang mendasari pemisahan tersebut adalah PENS dan ITS merupakan dua institusi berbeda. Masing-masing punya struktur yang lengkap untuk bisa dikatakan sebagai sebuah lembaga.
Kalau PENS masih menjadi bagian dari ITS, kata dia, ada anggapan bahwa ada institusi didalam institusi. Sebab, selama ini direktur PENS juga diangkat rektor ITS.
Selain itu, kalau masi bergabung, politeknik tersebut akan sulit berkembang. “Ndak bisa jadi BLU (badan layanan umum),” tuturnya. Hal itu berkaitan dengan pengelolahan keuangan institusi.
Sebelum perpisahan tersebut, dalam beberapa kegiatan, PENS dan ITS sudah kerap dibedakan. Misalnya pada ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2011, masing-masing sudah punya tim yang saling bersaing.
“kami sudah siap. Insya allah,” tegas Direktur PENS Dadet Prama dihanto. Dia meyakini, tidak ada yang dirugikan dengan perubahan itu. Sebab salah satu tujuan pemisahan tersebut adalah kemajuan pendidikan di PENS dan ITS. Tahap awal yang dilakukan untuk perubahan itu adalah pembuatan statuta. Dia telah mengajukan rancangan statuta baru kepada Kemendikhub untuk ditandatangani. Berkenan dengan hal tersebut PENS juga telah membuat himne dan logo sendiri untuk institusinya. Rencananya, ada soft launching pada 18 januari mendatang.
Sedangkan untuk status mahasiswa, ada perbedaan. Mahasiswa yang masuk PENS pada 2011 dan sebelumnya akan tetap jadi mahasiswa ITS. Misalnya, pada saat wisuda, mereka akan dibarengkan dengan mahasiswa ITS yang lain. Begitu pula dengan ijazah, juga akan dibubuhi tanda tangan rektor ITS. Sedangkan mahasiswa angkatan 2012 akan menjadi mahasiswa PENS seutuhnya.
“Selama ini kami juga sudah mandiri. Ada anggaran dari pemerintah sendiri. Rekutmen pegawai juga mandiri,” ujar Dadet. Dia yakin tak akan mengalami kesulitan untuk memajukan PENS. “Tapi, untuk wisuda kami memang perlu merancang format sendiri. Termasuk tonganya seperti apa,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono membenarkan kabar perpisahan institusi tersebut. Setelah pengesahan statuta pada tanggal 21 November 2011, sebenarnya PENS sudah bukan bagian dari ITS lagi. “sudah tidak pakai embel-embel ITS lagi,” katanya.
Dia menjelaskan, salah satu yang mendasari pemisahan tersebut adalah PENS dan ITS merupakan dua institusi berbeda. Masing-masing punya struktur yang lengkap untuk bisa dikatakan sebagai sebuah lembaga.
Kalau PENS masih menjadi bagian dari ITS, kata dia, ada anggapan bahwa ada institusi didalam institusi. Sebab, selama ini direktur PENS juga diangkat rektor ITS.
Selain itu, kalau masi bergabung, politeknik tersebut akan sulit berkembang. “Ndak bisa jadi BLU (badan layanan umum),” tuturnya. Hal itu berkaitan dengan pengelolahan keuangan institusi.
Sebelum perpisahan tersebut, dalam beberapa kegiatan, PENS dan ITS sudah kerap dibedakan. Misalnya pada ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2011, masing-masing sudah punya tim yang saling bersaing.
Sumber : Koran Jawa Pos ( Metro Polis ) 09 Januari 2012
Post a Comment